Nyawa - Vinca Callista

16.35.00




Judul: Nyawa
Penulis: Vinca Callista
Penerbit: Bentang Belia, Mei 2015
Tebal: 296 halaman
Rating: ❤❤❤❤

Gadis itu memandangi cermin. Di sana ada bekas telapak tangan yang memerah di sekeliling lehernya. Dia tertegun, mengingat kembali peristiwa semalam. Tangan-tangan dingin itu datang lagi, mencekiknya tanpa ampun.

Tak hanya itu peristiwa mengerikan yang terjadi di Rumah Mangga, kos misterius yang ia tinggali belum lama ini. Sepasang kakek-nenek sering datang membawa sekeranjang bunga kematian. Suara rintihan kesakitan, tulisan teror di tembok, hingga jerit kemarahan anak kecil yang terdengar setiap malam, menghantui para penghuni Rumah Mangga.

Sampai akhirnya mereka menemukan, ada seseorang di antara mereka yang sangat mencintai kematian, dan melakukan apa pun demi itu.

Kovernya bikin merinding hahahaha, dua sisi yang terlihat sama namun berbeda. Apalagi lihat komentarnya Valiant Budi tentang novel ini, "mencekam, bikin candu. Bagai semangkuk peniti bertabur keju, membuat lidah luka sekaligus berdecak sedap." Waduh semangkuk peniti bertabur keju. Seketika kebayang dan ga mau ngebayangin lagi.

Saat baca bab awal, langsung disuguhi dengan kematian aktris yang cukup mengerikan, sepatunya terisi penuh oleh peniti. Dan ada juga orang aneh yang malah ketawa saat lihat kematian aktris tersebut sambil menusuk-nusukan peniti ke kulitnya. Pembukaan yang mampu membuat tegang.

Setelah itu mulai menjelaskan para tokoh, penghuni kos an Rumah Mangga. Lian, Aria, Cangi, Gandes, Rory, Danu, Mara, Sandre. Awalnya hanya konfli dimana anak kos berebut kamar. Namun kejanggalan demi kejanggalan mulai muncul.

Banyak tana berserakan di lantai dan itu mengarah ke kamar Lian.

Yang bikin kesel sebenernya Mara menurut saya sih, tipikal-tipikal cewek manja yang segala keinginannya harus dikabulin, kasian juga sama Danu yang jadi pacarnya. Salah sedikit langsung kena omel.

Cangi dan Gandes juga seperti cewek-cewek yang banyak ditemui, centil dan hobi gosip, segala hal mereka gosipin, berteman tapi sebenarnya pertemanan mereka sangat rapuh karena hanya di dasari hobi yang sama yaitu bergosip.

Ada lagi Rory yang cewek yang memiliki daya tarik untuk laki-laki disekitarnya, seperti Aria dan Sandre yang sama-sama menyukai Rory, mereka bersaing secara sehat. Meskipun Rory tidak suka terikat, ia lebih menikmati hubungan timbal balik tanpa adanya keterikatan.

Novel ini memberikan alur maju mundur yang tiba-tiba, tidak teratur, meskipun lebih banyak alur majunya.

Keanehan Lian pun semakin menjadi, mulai dari ia yang mandi dengan tanah dan makan dengan cara melemparkan makanan ke lantai lalu ia memungutinya dengan mulut.

Untuk novel jenis psychothriller, novel ini cukup menegangkan dan endingnya lumayan ga terlalu mudah di tebak.


You Might Also Like

0 komentar