Lelaki Harimau - Eka Kurniawan

15.23.00



 Judul: Lelaki Harimau
Penulis: Eka Kurniawan
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 204 halaman
Rating: ❤❤❤❤

Pada lanskap yang sureal, Margio adalah bocah yang menggiring babi ke dalam perangkap. Namun di sore ketika seharusnya rehat menanti musim perburuan, ia terperosok dalam tragedi pembunuhan paling brutal. Di balik motif-motif yang berhamburan, antara cinta dan pengkhianatan, rasa takut dan berahi, bunga dan darah, ia menyangkal dengan tandas. "Bukan aku yang melakukannya," ia berkata dan melanjutkan, "Ada harimau di dalam tubuhku."

Keren. Itu kata pertama yang aku pikirkan ketika pertama kali membaca novel ini. Novel yang membuat saya jatuh hati pada karyanya Eka Kurniawan. Selain melihat kover bukunya yang simpel, unik dan menawan.

Ada daya tarik tersendiri pada novel ini, bahasanya yang khas, alur maju mundurnya yang cepat dan membuat kita diajak berpikir selangkah ke depan. Banyak misteri dan teka-teki yang perlu dipuaskan saat saya membaca beberapa lembar awal novel.

Berawal dengan Margio yang membunuh Anwar Sadat dengan mengigit urat lehernya hingga putus. Hal itu membuat saya langsung menarik napas panjang saat awal-awal, bayangkan saja di lembar awal sudah disuguhkan hal seperti ini.

Berlanjut ke warga yang geger karena hal tersebut, orang-orang terkejut dengan Margio yang berubah menjadi seperti itu. Margio tidak mengaku bahwa ia membunuh Anwar Sadat, ia malah menyalahkan harimau yang ada dalam tubuhnya.

Saya sempat berpikir di awal-karena alurnya maju mundur jadi alasan Margio belum ketahuan saat itu-Anwar Sadat memang pantas mati, mengingat Anwar Sadat itu pria tua yang sembarang meniduri wanita, baik janda maupun istri orang. Oke, sebelum dilanjut saya emang sadar saat itu ini novel dewasa hahaha, jadi tolong siapkan mental kalau ada beberapa kata yang merujuk kesana.

Kemudian, semakin saya membaca, saya menyadari satu hal. Keluarga Margio itu tidak harmonis. Saya juga sempat berpikir mungkin perilaku Margio juga disebabkan karena hal ini.

Tokoh-tokoh dalam novel ini juga memiliki peran masing-masing, jadi ga ada yang dibuar mubadzir.

Komar, ayah dari Margio ini sangat ringan tangan, ia seringkali memukuli istri dan anak-anaknya. Saya tidak mengerti kenapa Nuraeni terima-terima saja diperlakukan seperti itu. Seolah-olah Nuraeni itu hanya hewan, diperlakukan kasar dan dibutuhkan untuk memuaskan berahi saja. Tapi sepertinya, di setting waktu yang digunakan pada novel ini, wanita itu tidak bisa melakukan apa-apa.

Setelah beres membaca novel ini, jujur saya ketagihan, selain alur maju mundurnya yang bikin semakin ngefeel ke ceritanya, bahasanya yang khas, jalan ceritanya yang ga ketebak entah kenapa saya seolah-olah ada di dalam novel itu, melihat sendiri kejadiannya. Apik banget penjelasannya.

Nuraeni sebelumnya jatuh cinta pada Komar, tapi itu ketika ia masih remaja baru matang yang saat itu dilamar oleh Komar. Tapi rasa cintanya itu terkikis habis oleh rasa kecewa karena Komar tidak pernah menepati janjinya.

Nuraeni memang membiarkan tubuhnya dikuasai Komar, tapi hatinya tidak. Hanya Komar yang bergairah ketika melihat tubuh Nuraeni, sedangkan Nuraeni tidak merasa apapun. Kepuasan satu sisi. Saya langsung membayangkan diri menjadi Komar, sungguh ironi.

Yang awalnya tokoh ini membuat saya benci lalu membuat saya bersimpati, seperti setiap pemikiran saya tuh di jungkir balikkan oleh Eka Kurniawan. Semua perlakuan memiliki alasan.

Seperti Nuraeni yang akhirnya merasa bergairah ketika Anwar Sadat memberikan hal yang selama ini tidak pernah ia dapatkan. Kelembutan belaian. Mereka berdua bahkan sering bercinta tidak kenal tempat, dimanapun ada kesempatan mereka lakukan hal tersebut. Hingga Nuraeni mengandung benih dari Anwar Sadat, ia sama sekali tidak menyesalinya. Malahan sangat bersuka cita.

Ah dari situ saya semakin bersimpati pada Komar, bayangkan saja perasaannya seperti apa.

"Bagi Komar bin Syueb sendiri, tak ada yang lebih menyakitkan diri daripada apa yang terpampang di hadapannya, seorang istri yang memamerkan rahim berisi benih lelaki asing, lebih sakit daripada memikirkan kenyataan bahwa ia tak pernah sanggup membuat mereka senang." (hal.145)

Komar memang menjadi penyebab utama Nuraeni berselingkuh, tapi di beberapa halaman sempat dijelaskan bahwa Komar sendiri pernah berusaha menyenangkan keluarganya, dengan keterbatasan ekonomi mereka, Komar bahkan berusaha membeli rumah walaupun pada akhirnya tidak ada satu pun anggota keluarganya yang menghargainya. Ironis banget kan.

Permasalahan cerita sebenarnya kita sering jumpai namun di novel ini tuh terasa sangat rumit. Apalagi saat tahu Margio mencintai Maharani tapi ia tidak bisa meneruskan perasaannya karena Maharani adalah anak dari Anwar Sadat. Baik Margio dan Maharani sama-sama jadi korban karena tingkah laku orangtua mereka.

Kalau kalian pikir review singkat saya di atas adalah alasan Anwar Sadat di bunuh? Itu salah besar. Karena alasan sesungguhnya Margio membunuh Anwar Sadat tidak saya beberkan disini, biar saja kalian baca sendiri dan menikmati alurnya dengan sedemikian rupa hohoho.

You Might Also Like

0 komentar