Judul: Espresso
Penulis: Bernard Batubara
Penerbit: GagasMedia, 2019
Tebal: 306 halaman
Hai, kehidupan! Terkadang aku bertanya-tanya mengapa kau keras sekali terhadapku. Sering menempatkanku di posisi sulit. Padahal, kau tahu, kan, bahwa gadis seumurku seharusya masih menikmati akhir masa remaja?
Hai, cinta! Aku tak banyak punya momen bersamamu. Namun, izinkan aku bertanya satu hal; mengapa kau selalu hadir bersama luka? Ah, bagaimanapun aku harus berterima kasih kepadamu karena sudah memperkenalkanku pada sesuatu yang kunamai impian dan harapan.
Hai, secangkir espresso! Terima kasih sudah pernah membuatku hampir menyerah. kalau bukan karena perjumpaan kita di kedai kopi milik Bisma itu, tak mungkin saat ini aku gigih sekali memperjuangkanmu, menjadi yang terbaik. Terima kasih ketika kehidupan dan cinta tak henti mengecewakanku, kau tetap ada di sepanjang waktu.
Love,
Lulu.
Kita ini kerja di dunia hitam, Bisma. Namanya kerja di dunia hitam, jangan mikir kamu bisa jadi orang yang putih selamanya. Enggak bisa itu, enggak bisa. (halaman 54)
Espresso menceritakan tentang Haliya Lubna, yang lebih sering dipanggil Lulu. Seorang barista yang seumur hidupnya jauh dari kopi. Lulu si barista siluman atau Lulu si barista jadi-jadian, teman-temannya sendirilah yang memberi julukan tersebut karena Lulu, tukang bikin kopi yang nggak pernah bikin kopi.
Karena kelakuan pacarnya, Lulu dihukum oleh Popoy (sapaan akrab Lulu terhadap Ayahnya) untuk magang di Kuasa Kopi, salah satu kedai kopi di Yogyakarta, yang dimiliki oleh Bisma. Bagi Lulu, hukuman dari Popoy bukan hal yang asing lagi. Lulu menjadi anak yang 'bebas' setelah Momoy (sapaan akrab Lulu terhadap ibunya) meninggal. Lulu kehilangan perhatian Popoy, karena itulah Lulu mencari perhatian dari orang lain. Dan perhatian itu Lulu dapatkan dari Dean, pacarnya yang tidak begitu memberikan dampak baik pada Lulu.
Popoy tidak merestui hubungan Lulu dengan Dean. Hal tersebut membuat Lulu marah, ia menyumpahi Popoy untuk pergi seperti Momoy. Siapa sangka, hal tersebut benar-benar terjadi. Lulu pun kehilangan arah terhadap hidupnya.
Hari demi hari Lulu lewati, dan tanpa ia sadari, kopi berhasil memberikan sensasi baru dalam hidupnya.
Yaitu sebuah....
Ambisi.
"Semua bakal lebih baik kalau kamu memilih. In this life, you can't have everything you want. Mungkin saatnya kamu perlu belajar soal itu." (halaman 120)
Espresso merupakan novel karya Bernard Batubara yang memberikan sensasi baru bagiku. Bukan sebuah novel roman picisan tapi novel yang penuh dengan informasi terhadap dunia yang asing bagiku, yaitu dunia kopi.
Banyak pelajaran yang bisa aku dapatkan dari novel ini, terutama mengenai dunia kopinya. Aku bukan hanya dikenalkan dengan cara-cara membuat kopi, tapi juga mengenai alat-alatnya, kompetisinya, bahkan hingga penggambaran kopi itu sendiri.
Cara penulis mengenalkan dunia kopi pada khalayak tidak kaku, semuanya terasa mengalir dan tidak ada kesan menggurui pula. Selain itu, penulis juga mampu membuat pembaca tertarik terhadap dunia kopi yang jika digali lebih dalam ternyata penuh dengan kejutan.
"Kopi itu bukan cuma soal ambisi, tapi juga loyalitas." (halaman 197)
Hanya saja agak sedikit disayangkan konfliknya terasa nanggung, ga sampai klimaks. Padahal aku cukup berekspetasi terhadap konflik yang akan dihadapi Lulu. Apalagi mengenai 'loyalitas', aku rasa jika dibuat lebih berkonflik lagi akan terasa gregetnya.
Tapi meskipun begitu, novel ini benar-benar menarik dengan tema yang diangkatnya. Dunia kopi, yang tidak dibahas asal-asalan karena aku tahu, penulisnya memang bergelut di dunia kopi itu sendiri. Yup! Aku salah satu followers Bernard Batubara yang seneng banget ketika melihat beliau menyampaikan kecintaannya terhadap kopi, baik di twitter maupun instagram.
Cover Espresso ini terasa manis, dengan perpaduan warna yang cakep abis dan ilustrasi yang cocok menggambarkan isi novelnya. Layout novelnya pun membuat mata pembaca dimanjakan, ukuran font yang pas dan ilustrasi di tiap bab yang membuat layoutnya terasa tidak monoton.
Aku suka ambisi yang ada pada Lulu, begitu pula pada tokoh Salma. Kenapa? Karena penulis seperti ingin menyampaikan bahwa tidak ada yang perlu wanita takuti untuk bersaing dengan pria, meskipun di lingkungan tersebut wanita masih terasa minoritas.
Overall, novel ini cocok untuk kalian yang ingin menikmati novel yang bukan roman picisan dan penuh dengan informasi dunia kopi tanpa terasa menggurui.
Ia sendiri yang menutup buku lama.
Ia sendiri yang membuka buku baru untuknya
(halaman 278)
Halo....
Wah ga terasa Book Review dan Giveaway #SoulmateFromDeath sudah selesai.
Terimakasih untuk Ruth Elenora (@mamiben_write) atas kepercayaannya kepada saya untuk menjadi host book review SFD.
Terimakasih juga untuk kalian semua yang sudah meramaikan giveaway kali ini, jawaban kalian semua keren-keren.
Nah langsung aja, kira-kira siapa ya yang beruntung mendapatkan novel Soulmate From Death persembahan Ruth Elenora?
Nah langsung aja, kira-kira siapa ya yang beruntung mendapatkan novel Soulmate From Death persembahan Ruth Elenora?
.
.
.
.
.
.
.
AND THE WINNER IS....
.
.
.
.
.
.
.
Nama : Aulyna Nashri Millati
Instagram : @aulynanm
Jawaban
Jawaban
Jika diberikan kesempatan untuk hidup beberapa jam saja saya akan memanfaatkan waktu itu sebaik mungkin agar tidak ada penyesalan nantinya. Saya akan meluangkan waktu yang sedikit itu bersama keluarga di rumah. melakukan kegiatan yang saya suka seperti membaca novel2 seru yg belum sempat saya selesaikan, makan dan nonton bersama keluarga di ruang tengah, sholat berjamaah, mengaji, berdo'a serta meminta permohonan maaf kepada kedua orang tua untuk terakhir kalinya.
Instagram : @aulynanm
Jawaban
Apa yang akan aku lakukan ketika hanya memiliki sisa beberapa jam waktu di dunia
; ya udah jelas lah ya gausah ditanya pasti maap maapan, atau nangis nangis or
you named it lah. Tapi pastinya aku mau ngelakuin hal yg aku senengin. Kaya tidur
seharian dan makan yang banyak, ofcourse aku mau ditemenin sama orang yang
aku sayang. Biar tenang ceuna matinya HEHEHEHEHE
DAN
Nama : Chitra Nur Shabrina
Instagram : @chitranrsJawaban
Jika diberikan kesempatan untuk hidup beberapa jam saja saya akan memanfaatkan waktu itu sebaik mungkin agar tidak ada penyesalan nantinya. Saya akan meluangkan waktu yang sedikit itu bersama keluarga di rumah. melakukan kegiatan yang saya suka seperti membaca novel2 seru yg belum sempat saya selesaikan, makan dan nonton bersama keluarga di ruang tengah, sholat berjamaah, mengaji, berdo'a serta meminta permohonan maaf kepada kedua orang tua untuk terakhir kalinya.
Selamat ya untuk pemenang. Silahkan kirim data diri (Nama+Alamat+No Hp) ke instagram: @andinigt. Mohon segera dikirim data dirinya, maksimal 2x24 jam ya, jika lewat dari waktu tersebut dengan terpaksa saya memilih pemenang lainnya.
Setelah novelnya diterima, mohon untuk segera di posting di sosmed kamu dan tag/mention host, penulis dan penerbitnya ya serta hastag #SoulmateFromDeath.
Untuk yang belum beruntung jangan berkecil hati ya.
Mohon maaf jika masih banyak kekurangan selama Book Review dan Giveaway #SoulmateFromDeath ini berlangsung. Semoga ke depannya bisa menjadi lebih baik lagi. Sekali lagi, terimakasih banyak untuk Ruth Elenora, Penerbit Harfeey, dan kalian semua yang sudah meramaikan Giveaway ini.
See you....