To All The Boys I've Loved Before - Jenny Han

19.31.00



Judul: To All The Boys I've Loved Before
Penulis: Jenny Han
Penerbit: Spring, September 2015
Tebal: 380 halaman
Rating: ❤❤❤❤


Lara Jean menyimpan surat-surat cintanya di sebuah kotak topi pemberian ibunya.

Surat-surat itu bukan surat cinta yang ditujukan untuknya, tapi surat yang ia tulis. Ada satu surat untuk setiap cowok yang pernah ia cintai-totalnya ada lima pucuk surat. Setiap kali menulis, ia mencurahkan semua perasaannya. Ia menulis seolah-olah mereka tidak akan pernah membacanya karena surat itu memang hanya untuk dirinya sendiri.

Sampai suatu hari, semua surat-surat rahasianya itu tanpa sengaja terkirimkan-entah oleh siapa.

Saat itu juga, kehidupan cinta Lara Jean yang awalnya biasa-biasa saja menjadi tak terkendali. Kekacauan itu melibatkan semua cowok yang pernah ia tulis di surat cintanya-termasuk cinta pertamanya, pacar kakaknya, dan cowok terkeren di sekolah.

Aku, kau, dan kedai makan. Seperti dulu lagi.
(Halaman 265)

Pertama kali liat kover novel ini tuh kayak narik saya buat langsung beli (kebiasaan sering banget kegiur buku karena kovernya), pas baca sinopsisnya wah jarang banget topik ini diangkat. Cewek yang suka nulis surat cinta dan ditaruh untuk dirinya sendiri tapi eh ternyata surat itu kekirim entah oleh siapa. Ditambah ternyata pacar kakaknya juga menerima surat itu. Dari situ saya langsung berpikir pasti complicated banget ini isi ceritanya.

Langsung tanpa babibu ngambil novel ini dan bayar. Pulang ke rumah langsung dibaca.

Jujur aja pas awal-awal itu saya sempet bosen, karena emang alurnya lambat terus belum kerasa sihirnya di awal-awal cerita. Jadi novel ini sempet saya timbun dulu selama sebulan. Nah entah dapat ilham darimana saya tiba-tiba ngebet pengen baca novel ini lagi.

Dan akhirnya saya jatuh cinta ada Peter Kavinsky! Novel ini makin seru ternyata pas menjelang setengah novel, alur lambatnya ga jadi penghalang lagi buat saya nuntasin novel ini dalam sehari.

Lara Jean Song adalah gadis setengah korea, hal itu bisa dilihat dari kover novelnya yang seorang cewek dengan mata sipit, kulit putih dan rambut hitam seperti orang Asia.

Lara Jean tinggal dengan Ayahnya, Margot dan Katherine yang biasa dipanggil Kitty. Sosok Dad disini sosok yang kuat banget, ngerawat ketiga putrinya sendirian karena Istrinya sudah meninggal. Sedangkan sosok Margot itu bikin saya kurang sreg soalnya dibuat dengan kesan 'sempurna' yang malah bikin 'apa sih Margot ini', kalau Kitty ga usah ditanya, dia persis seperti adik yang manja pada umumnya.

Ketika surat-surat cinta rahasianya terkirim, hidup Lara Jean langsung berubah, Josh yang merupakan pacar Margot entah kenapa berubah menjadi lebih perhatian padanya, kemudian Peter, cowok terkeren di sekolahnya menanyakan maksud surat cintanya. Semuanya membuat Lara Jean pusing dan saya mewajarkan hal itu hahaha.

Karena suatu kondisi, Lara Jean dan Peter harus berpura-pura pacaran, sulit untuk membiasakan diri jadi pusat perhatian semenjak Lara Jean berpacaran dengan Peter. Tapi teman-teman Peter yang menerimanya dengan sangat baik membuat Lara Jean nyaman.

Seperti kata pepatah suka karena terbiasa. Lara Jean kembali menyukai Peter meskipun ia tahu hal itu pasti menyakitkan. Karena Peter itu masih gagal move on....

Jadi begitulah. Tidak penting apakah aku menyukainya atau tidak, karena Peter tidak menyukaiku. Konyol sekali rasanya, merasa sangat kecewa karena sesuatu yang baru kau sadari bahwa kau menginginkannya, bukan begitu? (hal.277)

Jangan biarkan dia menyadari kalau kau merasa kecewa. (hal.277)

Tapi saya yakin seyakin-yakinnya (ceileh padahal di novelnya ga dibeberkan) kalau Peter juga ada rasa sama Lara Jean, cuma dia belum sadar. Soalnya ada beberapa percakapan yang ngebuat Peter tuh kayak cemburu pas Lara Jean deket sama Josh.

Kalau kau ingin keluar berdua dengan Sanderson, bisakah kau tidak melakukannya di depan umum? (hal.270)

Tapi Peter bilangnya dia ngelakuin hal tersebut karena dia ga mau dianggap sebagai pacar yang ga becus oleh orang-orang yang tidak tahu kalau mereka cuma pacaran bohongan.

Nyesek juga pas ketika Peter lebih milih nemenin mantan pacarnya ketimbang Lara Jean. Hiks....

Pas Margot-Josh putus, saya langsung mikir pasti karena surat Lara Jean, eh tapi ternyata bukan. Novel ini juga sedikit menyajikan plot twist.

Aneh sekali rasanya menghabiskan begitu banyak waktu mengharapkan sesuatu, mengharapkan seseorang, lalu pada suatu hari, tiba-tiba saja aku berhenti berharap. (hal.303)

Endingnya gantung abis....

Pokoknya saya butuh seri keduanya ... Berhubung kantong sedang menipis jadi belum kebeli hiks.

Ah iya saya perlu ngasih tahu kalau bookmarknya lucu banget, banget, banget dan banget.

You Might Also Like

0 komentar