Matahari - Tere Liye
06.51.00Judul: Matahari
Penulis: Tere Liye
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama, Juli 2016
Tebal: 400 halaman
Rating: ❤❤❤❤
Namanya Ali, 15 tahun, kelas X. Jika saja orangtuanya mengizinkan, seharusnya dia sudah duduk di tingkat akhir ilmu fisika program doktor di universitas ternama. Ali tidak menyukai sekolahnya, guru-gurunya, teman-teman sekelasnya. Semua membosankan baginya.
Tapi sejak dia mengetahui ada yang aneh pada diriku dan Seli, teman sekelasnya, hidupnya yang membosankan berubah seru. Aku bisa menghilang dan Seli bisa mengeluarkan petir.
Ali sendiri punya rahasia kecil. Dia bisa berubah menjadi beruang raksasa. Kami bertiga kemudian bertualang ke tempat-tempat menakjubkan.
Namanya Ali. Dia tahu sejak dulu dunia ini tidak sesederhana yang dilihat orang. Dan di atas segalanya, dia akhirnya tahu persahabatan adalah hal yang paling utama.
Meskipun satu sekolah menganggapku biang kerok, guru-guru tidak menyukaiku, tapi aku tahu persis, aku bisa melakukan banyak hal yang tidak bisa dilakukan orang lain.
(Ali - halaman 362)
Sepulang dari 'Liburan di Klan Matahari'. Raib, Seli dan Ali kembali menjalani kehidupan sekolah mereka seperti biasanya, walaupun mereka dirundung kesedihan karena kehilangan salah satu teman perjalanan mereka.
Miss Selena dan Av berpesan pada Raib agar tidak menggunakan Buku Kehidupannya untuk membuka portal kemana pun. Tapi Ali yang penasaran dengan Klan Bintang yang tak terjamah dan bahkan dikatakan telah menghilang, meminta Raib untuk membuka portal menuju Klan Bintang dengan Buku Kehidupan. Tentu saja, Raib menolak mentah-mentah permintaan Ali.
Ali yang super genius itu tidak habis ide, dia membuat sebuah kapsul terbang yang dinamai ILY, yang katanya untuk mengenang teman perjalanan mereka yang gugur karena dengan gagah berani melawan konsil Klan Matahari. Ali juga menemukan cara manual untuk berangkat ke Klan Bintang yang menurutnya berada di perut Bumi.
Raib, Seli dan Ali akhirnya melakukan perjalanan menuju Klan Bintang tanpa sepengetahuan Miss Selena maupun Av. Awalnya Raib berniat untuk menggunakan alasan liburan bersama keluarga Seli lagi agar ia tidak perlu menceritakan perjalanannya ke dunia paralel, tapi Mama Seli memberikannya petuah yang sangat menohok hatinya.
Masalah ini memang berat sekali disampaikan, tapi sekali dilakukan, sisanya menjadi ringan, Ra. Percayalah. (halaman 90)
Perjalanan Raib, Seli dan Ali ke Klan Bintang ternyata tidaklah mudah, bahkan sebelum mereka memasuki lorong rahasia, mereka sudah harus bertemu dengan ular raksasa yang terlihat menjaga pintu masuk. Pertarungan pun tak terelakkan, Raib dan Seli saling bahu membahu untuk mengalahkan ular raksasa tersebut.
...akan selalu ada jalan keluar sepanjang kita terus berpikir positif... (halaman 338)
Perjalanan dalam lorong pun sangat berbahaya, mereka bertiga kembali bertemu dengan makhluk-makhluk raksasa yang cukup pintar untuk mempelajari gaya bertarung mereka. Belum lagi dengan fakta yang masih saja Raib pikirkan, fakta jika kedua orangtuanya selama ini bukanlah orangtua kandungnya.
Hanya ada sebuah pin yang ditinggalkan oleh ibu kandung Raib, pin yang ternyata menjadi kunci agar Raib mengetahui kebenaran dalan Buku Kehidupan.
Kenapa bentukku seperti buku? Karena itu simbol pengetahuan dan keabadian. Sesuatu akan bertahan lebih lama saat diwariskan lewat buku. (halaman 357)
Siapa sangka jika ternyata kedatangan Raib, Seli dan Ali ke Klan Bintang tidak disambut dengan baik, pemilik kekuatan sama sekali tidak di terima di Kota Zaramaraz.
Raib, Seli dan Ali menjadi buronan Dewan Kota, perjalanan di Klan Bintang semakin mendebarkan, di serang robot Z itu mengerikan tapi lebih mengerikan lagi ketika mereka mengetahui fakta tentang kemungkinan kehancuran 3 klan di permukaan pada 6 bulan mendatang.
Hidup ini adalah petualangan, Ali. Semua orang memiliki petualangannya masing-masing, maka jadilah seorang petualang yang melakukan hal terbaik. (halaman 362)
Kita selalu bisa mengubah jalan cerita dengan ketulusan. (halaman 389)
...
Kalau kemarin saya bilang nama-nama orang di Klan Matahari itu ribet, maka di Klan Bintang ini lebih ribet lagi :') kalau ga dipenggal bisa bikin keseleo lidah wkwkwk.
Awalnya saya ga sadar dengan penjelasan kalau Klan Bintang itu ciri khasnya segala sesuatu yang simetris. Saya pikir, oh ya pasti maksudnya rumah-rumahnya simetris.
Tapi ternyata, ketika melihat nama yang sama berulang-ulang, saya baru sadar kalau nama orang dan tempat disini pun simetris. Saya ambil contoh Kota Zaramaraz, itu kan kalau dibaca dari belakang pun sama-sama Zaramaraz.
Jalan ceritanya novel Matahari ini juga ga kalah seru sama novel sebelumnya. Cuma kok saya kesel ya sama penggambaran Raib di novel ini, kerasa ga konsisten, jika di novel Bulan dia memarahi Seli karena menertawakan Ali yang dipermalukan, di novel ini malah dia yang dimarahi Seli karena menertawakan Ali yang dipermalukan. Sebenernya sih, sah-sah aja digambarkan begitu, tapi bikin risih, bikin bertanya-tanya sebenernya sifat Raib tuh gimana sih?
Belum lagi Raib yang meremehkan kemampuan Ali banget, padahal jelas-jelas dia tahu kalau Ali tuh genius cuma emang males (yang ini bikin sebel sendiri karena saya suka sama karakter Ali wkwk).
Ah iya, di review sebelumnya saya bilang kalau penggambaran kesedihan ketika kehilangan seseorang itu ga berasa sedihnya. Saya cuma mau kasih tahu kalau penggambaran sedihnya ada di novel ini -_- asli, bikin mengumpat, jeda antara novel Bulan dan Matahari terbit tuh jauh loh, setahun! Kenapa sedih-sedihnya ga di novel Bulan aja? Kalau ditaruh di novel Matahari kan ada kemungkinan orang udah lupa atau udah ga berasa feelnya.
Apa jangan-jangan maksudnya begitu tuh biar kita baca ulang novel Bulan? Ah entahlah, untung aja saya bacanya sekaligus kan, jadi feelnya masih berasa tuh dari novel Bulan.
Yah overall, saya masih bisa menikmati novel ini meskipun diantara seri Bumi (re: Bumi dan Bulan), novel Matahari ini yang paling bikin kesel.
0 komentar