An Ember In The Ashes - Sabaa Tahir
19.34.00Judul: An Ember In The Ashes
Penulis: Sabaa Tahir
Penerbit: Spring, November 2016
Tebal: 520 halaman
Rating: ❤❤❤❤❤
Laia seorang budak, Elias seorang prajurit.
Keduanya bukan orang merdeka.
Saat kakak laki-laki Laia ditahan dengan tuduhan pemberontakan, Laia harus mengambil keputusan. Dia rela menjadi mata-mata Komandan Blackcliff, kepala sekolah militer terbaik di Imperius, demi mendapatkan bantuan untuk membebaskan kakaknya. Di sana, dia bertemu dengan seorang prajurit elite bernama Elias.
Elias membenci militer dan ibunya, Sang Komandan yang brutal. Pemuda ini berencana untuk melarikan diri dari Blackcliff, menanggung risiko dicambuk sampai mati jika ketahuan. Dia hanya ingin bebas.
Elias dan Laia. Keduanya akan segera menyadari bahwa nasib mereka akan saling silang, dan keputusan-keputusan mereka akan menentukan nasib Imperium, dan bangsa mereka.
Medan pertempuran adalah kuilku. Ujung pedang adalah pendetaku. Tarian kematian adalah doaku. Pukulan mematikan adalah pembebasku.
(Halaman 59)
Saya butuh novel keduanya diterjemahkan!
An Ember In The Ashes sungguh memukau, selain kovernya yang keren, jalan ceritanya kerasa nyata banget. Pembaca seolah-olah tersedot dan merasakan dengan sendiri setiap kejadian yang digambarkan dalam novel ini. Pantas saja jika novel ini menjadi A New York Times Best Seller.
Sabaa Tahir tahu caranya menjelaskan sesuatu dengan detail tanpa membuat pembacanya merasa bosan. Kisahnya menegangkan tapi manis disaat yang bersamaan.
Laia seorang Scholar merdeka yang harus menjadi budak untuk menyelamatkan kakaknya, pekerjaan yang dijalaninya sangat berisiko apalagi ia bekerja sebagai budak Keris Veturius, Sang Komandan Blackcliff yang sangat kejam.
Kau membunuh ibuku, yang memiliki hati singa, dan kakak perempuanku, yang tertawa seperti hujan, dan ayahku, yang menangkap kebenaran dengan goresan pena. (hal.140)
Meskipun begitu, Laia selalu dibayangi rasa bersalah karena sebelumnya ia memilih lari ketimbang menyelamatkan kakaknya dari kejaran Prajurit Mask yang entah sekarang membawa kakaknya kemana.
Aku menangis dan menurut alih-alih berdiri dan melawan. Kutinggalkan Darin alih-alih mati untuknya. Aku lemah, sementara ibuku tidak pernah begitu. (hal.84)
Laia yang saya bayangkan pas seperti yang terdapat pada bookmarknya. Bicara tentang bookmark, pada novel Spring yang satu ini, bookmarknya tidak seperti yang biasanya Spring keluarkan. Bookmark kali ini seperti bookmark pada umumnya, hanya saja ilustrasi tokohnya memang cukup memuaskan, apalagi saya dapat 5 bookmark dari novel ini.
Elias seorang prajurit tingkat akhir, tapi ia membenci militer dan juga ibunya, Sang Komandan Blackcliff. Cukup mengejutkan ketika seorang prajurit apalagi tingkat akhir ternyata membenci posisinya, padahal untuk mencapai posisi tersebut sangatlah sulit dan melewati proses menyakitkan. Elias merasa menjadi prajurit telah merenggut kebebasannya, apalagi ternyata ia juga memiliki alasan tersendiri kenapa Elias membenci ibunya.
Kau adalah bara di tengah abu, Elias Veturius. Kau akan menyala dan membakar, merusak dan menghancurkan. Kau tak bisa mengubahnya. Kau tak bisa menghentikannya. (hal.80)
Bayangan akan mekar di dalam hatimu, dan kau akan menjadi semua yang tadinya kau benci. (hal.91)
Dalam sinopsis cerita disebutkan bahwa nasib Laia-Elias itu saling silang, yap tepat sekali. Apa yang Laia pilih berpengaruh pada Elias, begitupun sebaliknya. Apalagi dalam novel ini menggunakan POV Laia lalu Elias, kita jadi semakin bisa mendalami perasaan si tokoh.
Besok kau harus membuat pilihan. Meninggalkan atau melakukan tugasmu. Melarikan diri dari takdirmu atau menghadapinya. (hal.103)
Ada juga Helene dan Keenan yang memiliki peran yang tidak bisa dibilang sedikit dalam cerita ini. Peran mereka mempengaruhi Laia dan juga Elias.
Kekejaman yang terjadi pada jaman yang digambarkan pada novel ini cukup mengerikan, apalagi topeng-topeng yang digunakan para prajurit tingkat tinggi itu seperti berbahaya gitu, semakin prajurit tersebut kejam makan topengnya akan menyatu dengan wajahnya. Mengerikan banget....
Adegan menegangkan dalam novel ini semakin terasa ketika Laia mencoba menjadi memata-matai Keris Veturius dan Elias terpilih menjadi calon Kaisar. Perjalanan yang mereka tempuh sangatlah tidak mudah bahkan mematikan.
Kau diselipkan dalam jalinan setiap mimpi. Seuntai benang perak di permadani malam. (hal.104)
Bagaimana caranya mengatasi ketakutan terbesarmu, bagaimana caramu menerima setiap konsekuensi dari suatu hal yang kamu pilih dan bagaimana mengatasi rasa sakit pengkhianatan. Semua dibeberkan novel ini.
Saya sedih banget ketika akhirnya Elias-Helene harus memilih jalannya masing-masing. Saya tahu Helene perempuan kuat, tapi dibalik semua itu dia juga rapuh. Tapi saya salut dengan Helene yang memegang teguh prinsipnya, meskipun hal tersebut membuatnya harus merelakan cintanya.
Tugas adalah yang utama, sampai mati. (hal.19)
Sedangkan untuk Laia-Keenan, saya awalnya setuju mereka jadi pasangan (walaupun di novelnya ga digambarkan seperti itu), tapi lama kelamaan saya jadi team Laia-Elias, hahaha labil banget. Keenan yang seorang Resistance, pejuang kemerdekaan bangsa Scholar, membuat saya jatuh cinta, jadi Keenan sama saya aja/eh.
Jadi sebenernya Laia-Elias-Keenan-Helene itu kayak saling memiliki ketertarikan satu sama lain. Laia dengan Elias dan Keenan, begitupun Elias dengan Laia dan Helene.
Pas Helene memakai baju zirah buatan Augur yang semakin menonjolkan kecantikannya, ada bagian dimana Elias berbicara dalam hatinya seperti ini:
Kau tampak seperti dewi kesatria. Seperti jin yang muncul begitu saja dan membuat kami berlutut. Demi langit, aku ini kenapa? (hal.93)
Tapi ia juga sempat cemburu pada Keenan yang dekat dengan Laia.
Begitu juga Laia, dia tidak bisa menolak ketertarikannya terhadap Elias maupun Keenan.
Hatimu menginginkan Keenan, tapi tubuhmu bernyala-nyala ketika Elias Veturius berada di dekatmu. (hal.465)
Dan juga kata-kata Helene yang nyeseknya minta ampun.
Mencintaimu adalah hal terburuk yang pernah terjadi padaku-lebih buruk daripada cambukan Komandan, lebih buruk dari Ujian. Ini siksaan, Elias. (hal.380)
Jadi menurut saya novel ini tuh seimbang antara action dan romancenya. Novel yang sangat penuh kejutan banget. Love it!
0 komentar